Leadership dan Komunikasi

Leadership dan komunikasi merupakan dua kajian bidang ilmu yang berbeda. Tetapi pada dua kajian ilmu tersebut memiliki keterkaitan antara leadership dan komunikasi. Leadership atau kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya (Joseph C. Rost., 1993). Sedangkan Komunikasi dapat di definisikan sebagai sebuah proses penyampaian informasi, pengertian dan pemahaman antara pengirim dan penerima.

Salah satu ketrampilan yang harus di miliki oleh seorang pemimpin adalah komunikasi yang baik dengan karyawan, konsumen, maupun distributor. Jadi, dalam kepemimpinan diperlukan suatu komunikasi.

Resonansi adalah getaran yang semakin lama semakin keras, dan getaran tersebut dapat menghasilkan keindahan atau malah sebaliknya atau menggema. Resonansi ini diterapkan oleh Mark Loehr pada tanggal 11 September 2001. Peristiwa tragis 11 September 2001 yang meruntuhkan gedung WTC, membuat Mark Loehr terinspirasi mengumpulkan dana untuk korban WTC. Pada tindakan Mark Loehr, resonansi pun terjadi. Teman-teman Mark Loehr ikut berpartisipasi untuk menyumbangkan sejumlah dana kepada para korban WTC. Getaran yang dibuat oleh Mark Loehr ternyata menggentarkan orang-orang disekitarnya untuk bersimpati dan mengumpulkan dana.

Terdapat empat kecerdasan emosi, yaitu:
– Kesadaran diri. Fungsinya untuk mengenali diri kita sendiri. Kemampuan, kelebihan,, kekurangan dan hal-hal apa yang ada pada diri kita. Dan dengan adanya kesadaran diri, dapat memunculkan pertimbangan-pertimbangan pada segala sesuatu yang akan dilakukan. Misalnya : kesadaran diri akan kemampuan berkomunikasi secara persuasif, maka dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi saat menjalin kerja sama.
– Pengelolaan diri. Merupakan cara mengelola atau mengatur diri kita sendiri. Contohnya time management atau jadwal waktu pribadi. Dengan pengelolaan diri, kita dapat mengatur segala sesuatu menjadi lebih baik dan teratur.
– Kesadaran sosial. Kepeduliaan terhadap orang lain dan kepekaan pada lingkungan. Contohnya empati pada korban bencana, dan masih banyak lagi.
– Pengelolaan relasi/hubungan. Merupakan cara berhubungan baik dengan orang lain. Karena kita adalah mahluk sosial, maka kita harus bisa mengelola relasi atau hubungan dengan orang lain untuk mencapai suatu kebersamaan yang harmonis.

Gaya kepemimpinan yang dapat membangun resonansi, yakni:
 Visioner. Dimana pemimpin harus memiliki pandangan ke depan.
 Pembimbing. Dimana pembimbing harus bisa menjadi penuntun orang disekitarnya.
 Afiliatif. Dimana pemimpin dapat menciptakan keharmonisan, dan hubungan dengan orang lain.
 Demokratis. Dimana pemimpin dapat memberikan bawahannya suatu kebebasan dalam berpendapat, bertindak dan lain-lain yang bertanggung jawab. Contoh : Suster Mary.

Penentu kecepatan atau menghadapi tantangan dan tujuan yang menarik.
– Dampak terhadap iklim emosi sering dilaksanakan buruk, dampaknya negatif. Artinya, apabila iklim emosi yang sedang buruk, pada umumnya akan menghasilkan dampak yang negatif atau kurang baik.
– Ketika ingin mendapatkan hasil berkualitas tinggi dan tim yang bermotivasi kompeten. Artinya, untuk mencapai hasil yang baik, maka komunikasi dan kepemimpinan haruslah dapat membentuk tim yang bermotivasi kompeten.

Memerintah
o Memenangkan rasa takut dengan memberi arah yang jelas di dalam keadaan darurat. Contoh : memimpin, mengarahkan dan memberi solusi pada bawahan untuk menjalankan pekerjaan mereka.
o Ketika saat krisis, untuk membangkitkan perubahan arah atau pada pegawai yang bermasalah. Contoh : mampu mengambil keputusan yang membawa perubahan yang baik.

Dosen : Ir.Parino Raharojo, M.M.

Tulisan ini, murni saya tulis dari perkuliahan Kapita Selekta. Dan Anda dapat menemukan juga di http://kapselkom.blogspot.com