Mengartikan sebuah Logo

Elemen Estetis Pembentukan Logo
Sebuah Logo ibarat bagian tubuh yang mampu mengutarakan isi hati produk atau perusahaan. Dari sisi pemasaran, logo mempunyai fungsi identitas yang membedakan sebuah sebuah produk dengan produk lainnya. Sebuah logo tidak bisa lepas dari elemen-elemen senirupa dasar yang membentuknya seperti garis, bentuk, warna, ruang, tipografi dll.

Seorang perancang logo dan cap dagang yang sukses, perlu memiliki kepandaian dasar dan keterampilan dalam menggambar dalam hubungannya dengan kepekaan terhadap elemen estetika disain.

Elemen-elemen pembentuk logo, antara lain sebagai berikut :
1. Garis
Pentingnya garis sebagai elemen senirupa, sudah terlihat sejak dahulu kala. Pada jaman dulu, garis digunakan sebagai media ekspresi senirupa di gua. Mereka menggunakan garis ini untuk membentuk obyek ritual mereka. Garis merupakan elemen untuk mengungkapkan gerak dan bentuk. Baik bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi.

SUASANA DALAM GARIS
Dalam hubungannya sebagai elemen senirupa, garis memiliki kemampuan untuk mengungkapkan suasana. Suasana yang tercipta dari sebuah garis terjadi karena proses stimulasi dari bentuk-bentuk sederhana yang sering kita lihat di sekitar kita, yang terwakili dari bentuk garis tersebut.

Sebagai contoh adalah bila kita melihat garis berbentuk ‘S’, atau yang sering disebut ‘line of beauty’ maka kita akan merasakan sesuatu yang lembut, halus dan gemulai. Karena ingatan kita mengasosiasikannya dengan bentuk yang dominan dengan bentuk lengkung seperti penari atau gerak ombak di laut.

Berikut ini adalah beberapa jenis garis beserta asosiasi yang ditimbulkannya :
• Lurus : kekuatan, arah dan perlawanan.
• Lengkung : keanggunan, gerakan, pertumbuhan.
• Horizontal : Memberi sugesti ketenangan atau hal yang tak bergerak.
• Vertikal : Stabilitas, kekuatan atau kemegahan.
• Diagional : Tidak stabil, sesuatu yang bergerak atau dinamika.
• Lengkung S : Grace, keanggunan.
• Zig-zag : Bergairah, semangat, dinamika atau gerak cepat.
• Bending up right : Sedih, lesu atau kedukaan.
• Diminishing Perspective : Adanya jarak, kejauhan, kerinduan dan sebagainya.
• Concentric Arcs : Perluasan, gerakan mengembang, kegembiraan dsb.
• Pyramide : Stabil, megah, kuat atau kekuatan yang masif.
• Conflicting Diagonal : Peperangan, konflik, kebencian dan kebingungan.
• Spiral : Kelahiran atau generative forces.
• Rhytmic horizontals : Malas, ketenangan yang menyenangkan.
• Upward Swirls : Semangat menyala, berkobar-kobar, hasrat yang tumbuh.
• Upward Spray : Pertumbuhan, spontanitas, idealisme.
• Water Fall : Air terjun, penurunan yang berirama, gaya berat.
• Rounded Archs : Lengkung bulat mengesankan kekokohan.
• Rhytmic Curves : Lemah gemulai, keriangan.
• Gothic Archs : Kepercayaan dan religius.
• Radiation Lines : Pemusatan, peletupan atau letusan.

Lebih jauh lagi, garis sesuai fungsinya yang khas, yang mampu membentuk symbol yang memiliki pengertian khusus, sangat menunjang penggunaannya sebagai elemen symbol. Penggunaan garis sebegai elemen symbol (disebut Isotype) berkembang dan menjadi salah satu bahasa gambar yang mampu mewakili berbagai bentuk komunikasi. Dalam perkembangan selanjutnya bentuk-bentuk simbol ini banyak dipergunakan dalam perancangan logo dalam upayanya agar mudah diingat dan mempunyai daya komunikasi yang baik.

2. Bentuk
Pada proses perancangan logo, bentuk menempati posisi yang tidak kalah penting dibanding elemen-elemen lainnya, mengingat bentuk-bentuk geometris biasa merupakan simbol yang membawa nilai emosional tertentu.

Hal tersebut biasa dipahami, karena pada bentuk atau rupa mempunyai muatan kesan yang kasat mata. Rupa atau bentuk merupakan bahasa dunia yang tidak dirintangi oleh perbedaan-perbedaan seperti terdapat dalam bahasa kata-kata. Namun penerapan bentuk-bentuk internasional harus sesuai dengan target sasaran tradisional atau sebaliknya.

Sebagai contoh adalah bila kita merancang logo armada angkatan bersenjata republik Tanzania misalnya, kurang lazim bila kita memilih bentuk kerissebagai elemen penunjang dalam logo tersebut, karena bentuk keris kurang atau bahkan tidak dikenal oleh rakyat Tanzania. Bentuk logo tersebut akan lebih efektif bila ditujukan pada angkatan bersenjata Republik Indonesia.

Berikut ini beberapa contoh bentuk dan asosiasi yang ditimbulkannya berdasarkan buku Handbook of Design & Devices tulisan Clarence P. Hornung.

a.Segitiga, merupakan lambang dari konsep Trinitas. Sebuah konsep religius yang mendasarkan pada tiga unsur alam semesta, yaitu Tuhan, manusia dan alam. Selain itu segitiga merupakan perwujudan dari konsep keluarga yakni ayah, ibu dan anak. Dalam dunia metafisika segitiga merupakan lambang dari raga, pikran dan jiwa. Sedangkan pada kebudayaan Mesir, segitiga digunakan sebagai simbol feminitas dan dalam huruf Hieroglyps segitiga menggambarkan bulan.

b. Yin Yang, merupakan bentuk yang termasuk jenis monad, yakni bentuk yang terdiri dari figure geometris bulat terbagi dua bentuk bersinggungan dengan masing-masing titik pusat yang berhadapan. Yin Yang merupakan gambaran dua prinsip alam, Yang melambangkan kecerahan & Yin melambangkan kegelapan, Yang melambangkan nirwana & Yin melambangkan dunia, Yangsebagai matahari & Yin sebagai bulan, Yang memiliki posisi aktif, maskulin & Yin pasif, feminin. Kesemuanya itu melambangkan prinsip dasar kehidupan, yakni keseimbangan.

3. Warna
Sebagai bagian dari elemen logo, warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari logo tersebut. Dalam perencanaan corporate identity, warna mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas. Warna digunakan dalam simbol-simbol grafis untuk mempertegas maksud dari simbol-simbol tersebut. Sebagai contoh adalah penggunaan warna merah pada segitiga pengaman, warna-warna yang digunakan untuk traffic light merah untuk berhenti, kuning untuk bersiap-siap dan hijau untuk jalan. Dari contoh tersebut ternyata pengaruh warna mampu memberikan impresi yang cepat dan kuat.

Warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda.

Warna mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda.

Berikut ini adalah warna yang mampu memberikan kesan pada seseorang sbb :
• Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi).
• Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesulitan dsb.
• Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau kehidupan spesifik.
• Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup).
• Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan sesuatu.
• Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte), sifat yang tak terhingga dan transenden, disamping itu memiliki sifat tantangan.
• Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan dan tempat mengumpulkan daya-daya baru.

Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa sistem warna. Diantara bermacam sistem warna, kini yang banyak dipergunakan dalam industri media visual cetak adalah CMYK atau Process Color System yang membagi warna dasarnya menjadi Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Sedangkan RGB Color System dipergunakan dalam industri media visual elektronika.

4. Tipografi
Tipografi merupakan seni memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan khusus, sehingga akan menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.

Tipografi saat ini mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan (hand drawn) hingga mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya.

Beberapa jenis huruf antara lain sbb :
a.Roman
Memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya, ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin.

b.Egyptian
Memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulakn adalah kokh, kuat, kekar dan stabil.

c.Sans Serif
Tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.

d.Script
Goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifast pribadi dan akrab.

e.Miscellaneous
Pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.

Dalam pemilihan jenis huruf harus memperhatikan karakter produk yang akan ditonjolkan dan juga karakter segmen pasarnya. Misalnya pada produk minyak wangi untuk wanita jarang menggunakan jenis huruf Egyptian karena berkesan kuat dan keras dan biasanya mempergunakan huruf Roman yang bernuansa klasik dan lembut.

referensi :
John Murphy and Michael Rowe. How to Design Trademarks and Logos.

Sumber:
http://kask.us/3307849